Header Ads

Kisah Pria yang Mencuri dan Memotong-Motong Otak Einstein

 

Siapa yang tidak mengenal Albert Einstein? Ia adalah fisikawan asal Jerman yang paling berpengaruh di dunia di abad ke 20. Tetapi mungkin hanya sedikit yang tahu mengenai akhir hidupnya. Di mana 8 jam setelah ia menghembuskan nafas terakhirnya, dokter yang memeriksanya kemudian mencuri dan membawa kabur otak manusia jenius ini untuk kemudian memotongnya menjadi bagian-bagian kecil...

Albert Einstein adalah fisikawan kelahiran Jerman yang terkenal dengan teori relativitasnya. Einstein menerima nobel fisika pada tahun 1921 atas jasanya pada ilmu fisika teoretis yang menjadi langkah penting dalam pengembangan teori kuantum.

Pada tanggal 17 April 1955, Einstein mengalami pendarahan dalam akibat pecahnya aneurisma aorta perut yang sebelumnya telah dikencangkan melalui pembedahan oleh Rudolph Nissen di tahun 1948. Sebenarnya Einstein dapat hidup lebih lama, menurut dokternya. Ia sudah disarankan untuk melakukan operasi, tetapi Einstein menolak. Ia tidak mau memperpanjang hidupnya dengan mesin. Ia ingin pergi dengan tenang.


Sebelum kematiannya, Einstein berpesan agar kelak jenazahnya dikremasikan dan abu jenazahnya disebarkan secara rahasia. Ia tidak menginginkan tubuhnya untuk dijadikan bahan penyelidikan dan percobaan. Pada 18 April 1955, Albert Einstein yang berusia 76 tahun meninggal dunia dalam tidurnya di Princeton Hospital.

Baca juga: Kisah James Sidis, Orang Paling Jenius dalam Sejarah

Fakta yang menarik adalah menjelang kematiannya, Einstein sempat mengucapkan kata-kata terakhirnya yang dikatakannya dalam bahasa Jerman. Tetapi sayangnya, perawat yang menjaganya saat itu sama sekali tidak mengerti bahasa Jerman.

Seorang ahli patologi Princeton Hospital  Dr. Thomas Stoltz Harvey kemudian dipanggil untuk memeriksa dan mengotopsi jasad Einstein hanya beberapa jam setelah kematiannya.



Harvey kemudian datang. Namun ia bukan hanya memeriksa tubuh Einstein, tapi juga mengambil otak Einstein tanpa diketahui pihak keluarga kemudian membawanya kabur. 

Dr. Thomas Harvey menimbang otak Einstein. Beratnya 1230 gram. Ia kemudian memotongnya menjadi beberapa potongan kecil. Ia berharap mengetahui rahasia kejeniusan Einstein. Ia lalu menyimpannya dalam pendingin setelah dimasukkan ke beberapa toples yang diletakkan di ruang bawah tanah rumahnya. Ia menyimpan otak itu selama 40 tahun lamanya.



Seorang jurnalis muda bernama Michael Paterniti yang bekerja untuk majalah Esquire dan GQ pada akhir tahun 1990an berusaha melacak Harvey di rumahnya di New Jersey. Otak Einsein pada saat itu sudah berusia 118 tahun. Setelah menemui Harvey, Paterniti akhirnya berhasil meyakinkan pensiunan itu bahwa sudah waktunya dia mengembalikan otak Einstein kepada pemiliknya yang sah yaitu Evelyn Einstein, cucu fisikawan itu yang tinggal di California.

Baca juga: Misteri Kematian Van Gogh, Bunuh Diri atau Dibunuh?

Jadi Paterniti dan Harvey kemudian membawa otak itu dalam sebuah wadah yang bertengger di kursi belakang mobil, melakukan perjalanan untuk mengembalikan otak itu. Setelah 40 tahun berlalu, Harvey akhirnya secara sukarela menyerahkan otak Einstein tersebut kepada para ilmuwan.

Secara keseluruhan potongan otak Einstein ada 46. Saat ini potongan otak yang diletakkan pada slide mikroskopis menjadi bagian dari pameran permanen di Mutter Museum, Philadelphia. Sementara itu, Harvey meninggal dunia pada tahun 2007 dalam usia 94 tahun.



Beberapa penelitian menunjukkan bahwa otak Einstein sangat unik dan berbeda dengan kebanyakan orang normal. Pada otak Einstein tidak terdapat sebuah bagian yang dikenal dengan parietal operculum. Bagian ini membesar sekitar 20%. Hasilnya adalah kemampuan matematis dan berimajinasinya sangat tinggi.

Pada pemeriksaan selanjutnya para ilmuwan terkejut melihat bahwa ada lebih dari 17% neuron di otak Einstein lebih banyak dari orang biasa. Menunjukkan lebih banyak sinapsis yang dibakar di otaknya yang membuat kekuatan otak meningkat. Jadi bisa dikatakan bahwa selain memang kejeniusannya berasal dari kecintaannya pada pengetahuan, Einstein juga beruntung dilahirkan dengan otak yang berbeda.



Pada tahun 2013, penelitian oleh sejumlah ilmuwan menemukan bahwa hubunga antara otak kiri dan kanan Einstein sangat tidak khas. Kedua bagian ini terlihat berhubungan. Ternyata sifat otak ini juga dimiliki oleh para pemain sulap dan juga musisi. Ingat, Einstein juga bisa memainkan biola dengan sangat baik.

Ilmuwan berharap teknologi di masa depan dapat lebih membantu untuk lebih mengetahui mengenai otak Einstein.

Referensi:

https://www.fromthegrapevine.com/innovation/oddest-fact-about-albert-einstein
https://en.wikipedia.org/wiki/Albert_Einstein


No comments

Powered by Blogger.