Misteri di Balik Wujud Hewan-hewan Dinosaurus yang Kita Kenal
Sangat penting untuk diketahui bahwa pada saat ilmuwan mengali sejumlah tulang, mereka tidak menemukan tulang tersebut beserta dagingnya. Walaupun mereka menemukan semua tulang-tulangnya secara lengkap (dan biasanya lebih sering ditemukan hanya beberapa bagian saja), mereka hanya mempunyai data 40 persen untuk menjelaskan bagaimana rupa makhluk tersebut.
Tulang-tulang itu tidak menceritakan bagaimana warna binatang itu, atau apa yang ia makan. Sedikit sekali bukti fosil mengenai makanan dinosaurus. Tetapi Komsognatus, Barioniks, dan Hadrosaurus, merupakan pengecualian, karena isi perutnya ada yang ditemukan dalam bentuk fosil yang masih utuh. Bukti bahwa Deinonikhus memangsa Tenontosaurus juga ditemukan.
Makanan kebanyakan dinosaurus hanya dapat diduga-duga, berdasarkan data yang didapat oleh para peneliti dari gigi dinosaurus yang telah menjadi fosil. Gigi-gigi tajam yang dimiliki hanya menjelaskan bagaimana ia merobek makanannya, tetapi bukan makanan apa yang dirobeknya.
Tulang-tulang itu tidak menceritakan bagaimana warna binatang itu, atau apa yang ia makan. Sedikit sekali bukti fosil mengenai makanan dinosaurus. Tetapi Komsognatus, Barioniks, dan Hadrosaurus, merupakan pengecualian, karena isi perutnya ada yang ditemukan dalam bentuk fosil yang masih utuh. Bukti bahwa Deinonikhus memangsa Tenontosaurus juga ditemukan.
Makanan kebanyakan dinosaurus hanya dapat diduga-duga, berdasarkan data yang didapat oleh para peneliti dari gigi dinosaurus yang telah menjadi fosil. Gigi-gigi tajam yang dimiliki hanya menjelaskan bagaimana ia merobek makanannya, tetapi bukan makanan apa yang dirobeknya.
Ketika merekonstruksi dinosaurus yang besar dari sisa-sisa tulang, ilmuwan membuat berbagai asumsi. Seperti, beberapa pernyataaan mengenai apa yang dinosaurus lakukan atau di mana mereka tinggal adalah penuh dugaan belaka.
Dalam film The Lost World, dibicarakan mengenai tingkah laku dinosaurus. Makhluk liar hasil kloning ini bisa mencium bau asap dari jarak beberapa mil, punya inteligensi yang tinggi, menjaga dan memelihara bayinya, bisa balas dendam, dsb. Tidak satu pun dari hal-hal tersebut yang bisa diketahui dari fosil tulang belulang dinosaurus.
Sebagai contoh, mari kita meneliti fosil Unenlagia comahuensis, yang ditemukan oleh paleontologi Fernando Novas. Dari tulang yang ada, ia mencoba menyusun suatu makhluk dinosaurus yang nantinya berevolusi menjadi burung.
Gambar yang dibuatnya menjelaskan bagaimana rekonstruksi tulang sehingga menjadi bentuk dinosaurus. Warna putih menggambarkan tulang yang ditemukan, sedangkan hitam menunjukkan gambar rekonstruksi.
Kita dapat menemukan bagaimana tulang yang sangat sedikit itu direkonstruksi menjadi dinosaurus yang lengkap. Bagaimana ia dapat menggambarkan kepala dinosaurus lengkap dengan giginya yang tajam, sedangkan tidak ditemukan tulang kepala beserta giginya.
Bagaimana ia menerka panjang lehernya, sedangkan tulang lehernya tidak ditemukan? Bagaimana ia menerka panjang ekornya, sedangkan tulang ekornya tidak ditemukan? Mungkin saja ia berekor pendek, sedangkan makhluk itu direkonstruksi berekor panjang.
Bagaimana ia merekonstruksi lengan bawah lengkap beserta jari-jarinya, sedangkan yang ditemukan hanya tulang lengan atas? Jelas, di sini ilmuwan menggunakan daya imajinasinya (yang mungkin salah) untuk merekonstruksi tulang belulang yang ia temukan. Bentuk dinosaurus ini saja masih perlu kita pertanyakan, apalagi jika diduga bahwa dinosaurus berevolusi menjadi burung.
Dalam film The Lost World, dibicarakan mengenai tingkah laku dinosaurus. Makhluk liar hasil kloning ini bisa mencium bau asap dari jarak beberapa mil, punya inteligensi yang tinggi, menjaga dan memelihara bayinya, bisa balas dendam, dsb. Tidak satu pun dari hal-hal tersebut yang bisa diketahui dari fosil tulang belulang dinosaurus.
Sebagai contoh, mari kita meneliti fosil Unenlagia comahuensis, yang ditemukan oleh paleontologi Fernando Novas. Dari tulang yang ada, ia mencoba menyusun suatu makhluk dinosaurus yang nantinya berevolusi menjadi burung.
Gambar yang dibuatnya menjelaskan bagaimana rekonstruksi tulang sehingga menjadi bentuk dinosaurus. Warna putih menggambarkan tulang yang ditemukan, sedangkan hitam menunjukkan gambar rekonstruksi.
Kita dapat menemukan bagaimana tulang yang sangat sedikit itu direkonstruksi menjadi dinosaurus yang lengkap. Bagaimana ia dapat menggambarkan kepala dinosaurus lengkap dengan giginya yang tajam, sedangkan tidak ditemukan tulang kepala beserta giginya.
Bagaimana ia menerka panjang lehernya, sedangkan tulang lehernya tidak ditemukan? Bagaimana ia menerka panjang ekornya, sedangkan tulang ekornya tidak ditemukan? Mungkin saja ia berekor pendek, sedangkan makhluk itu direkonstruksi berekor panjang.
Bagaimana ia merekonstruksi lengan bawah lengkap beserta jari-jarinya, sedangkan yang ditemukan hanya tulang lengan atas? Jelas, di sini ilmuwan menggunakan daya imajinasinya (yang mungkin salah) untuk merekonstruksi tulang belulang yang ia temukan. Bentuk dinosaurus ini saja masih perlu kita pertanyakan, apalagi jika diduga bahwa dinosaurus berevolusi menjadi burung.
Post a Comment