Skandal Kebohongan di Balik Penemuan Putri Duyung dari Fiji
Juli 1842, seorang berkebangsaan Inggris, Dr. J. Griffin, anggota British Lyceum of Natural History, tiba di Kota New York dan membawa seekor ikan duyung yang diduga terdampar di Kepulauan Fiji, Pasifik Selatan.
Dalam sebuah pertunjukan di American Museum, ikan duyung Fiji pun dipertontonkan, sosoknya jauh dari gambaran seorang wanita cantik, melainkan menyerupai bangkai kering seekor kera berbadan ikan.
Dari penelitian museum tersebut, ternyata ikan duyung Fiji adalah tipuan belaka, yang sesungguhnya adalah bangkai kera yang dimumi melalui teknik Taksidermi (ilmu mengeringkan bangkai binatang).
Dengan cara dijahit, kedua spesies itu disatukan membentuk putri duyung, dimana bagian atasnya adalah kera dan bagian bawah merupakan tubuh ikan. Menurut asal usulnya, Putri duyung Fiji tersebut dibuat sekitar tahun 1810 oleh nelayan Jepang untuk keperluan upacara keagamaan, sekaligus seni tradisional nelayan Jepang.
Dari penelitian museum tersebut, ternyata ikan duyung Fiji adalah tipuan belaka, yang sesungguhnya adalah bangkai kera yang dimumi melalui teknik Taksidermi (ilmu mengeringkan bangkai binatang).
Dengan cara dijahit, kedua spesies itu disatukan membentuk putri duyung, dimana bagian atasnya adalah kera dan bagian bawah merupakan tubuh ikan. Menurut asal usulnya, Putri duyung Fiji tersebut dibuat sekitar tahun 1810 oleh nelayan Jepang untuk keperluan upacara keagamaan, sekaligus seni tradisional nelayan Jepang.
Post a Comment