Header Ads

Jejak Bizantium dari Penemuan Sarkofagus Berusia 1.800 Tahun di Israel


The Israeli Antiquities Authority (IAA) atau Otoritas Barang Antik Israel, telah menemukan sarkofagus Romawi yang cukup kuno, merupakan penemuan mengesankan.

"Diduga penemuan Sarkofagus coba disembunyikan oleh para pekerja di sebuah lokasi konstruksi setelah secara tak terduga menemukannya," tulis Imperium Romanum dalam lamannya.

Imperium Romanum menerbitkan artikel yang berjudul 1800-year-old sarcophagus found in Israel, yang dipublikasikan pada 20 Maret 2022.

Pasca dilakukan sejumlah pemeriksaan berdasarkan usia karbonnya, ternyata, peti mati batu kapur yang diduga peninggalan Romawi itu telah berusia 1.800 tahun.

"Menurut pihak berwenang Israel, penemuan sarkofagus merupakan benda paling penting dan indah dari jenis ini yang ditemukan di Israel," terangnya.

Sarkofagus yang ditemukan para pekerja, memiliki berat dua ton dan panjang 2,5 meter. Setiap sisinya dihiasi dan pada permukaan tutupnya menampilkan sosok manusia seukuran manusia.

"Dia (figur manusia dalam permukaan tutup sarkofagus) memiliki rambut keriting seperti orang Romawi dan mengenakan kemeja lengan pendek bersulam," terusnya.

Sarkofagus kuno itu diperkirakan berasal dari abad ke-2 M, ditemukan di kawasan Ashkelon, sebuah kota pesisir di Israel selatan.

Kota tersebut merupakan bekas wilayah majemuk, adanya campuran budaya selama zaman Romawi: Romawi, Yahudi, dan Samaria tinggal di sana.

"Menurut pihak berwenang, para pekerja yang menemukan temuan itu dengan tidak terampil menggalinya dari tanah, yang menyebabkan kerusakan serius," imbuhnya.

Menurut para ilmuwan, sarkofagus kemungkinan besar dibuat untuk keluarga Romawi yang kaya, bisa jadi juga berasal dari keluarga aristokrat atau bangsawan.

Penemuan jejak Romawi di Ashkelon mengantarkan kenangan akan masa-masa kejayaan Romawi di sana, di mana ajaran Nasrani berkembang pesat kala itu.

Saat itu, kawasan yang juga disebut sebagai bagian dari Filistin itu merupakan daerah kekuasaan dari Romawi Bizantium.

Selama periode penaklukan Muslim atas Palestina yang dimulai pada tahun 633–634 M, Ashkelon (disebut Asqalan oleh orang Arab) menjadi salah satu kota Bizantium terakhir di wilayah tersebut yang jatuh ke tangan umat muslim.

Bizantium sempat menduduki kembali Ashkelon selama Perang Saudara Muslim Kedua (680–692), tetapi khalifah Umayyah Abd al-Malik yang memerintah  685–705 M, merebut kembali dan memperkuatnya.

"Pada penutup petinya, akan terlihat sesosok pria yang kemungkinan dimakamkan dengan almarhum," terusnya.

Selain itu, di masing-masing sisi peti mati, terdapat sebuah karangan bunga berukir, bullhead, Cupid telanjang, atau Medusa yang mistis.

Menurut IAA, mungkin ada banyak temuan berharga lainnya di lokasi ditemukannya sarkofagus, sehingga pencarian masih terus dilakukan di sana.

No comments

Powered by Blogger.