'Peta Kehidupan' Baru: Indonesia Punya Banyak Hewan Tak Dikenal
Sebuah "peta kehidupan" baru menjadikan Indonesia sebagai salah satu negara yang diyakini memiliki banyak hewan tak dikenal. Peta ini dibuat oleh dua ahli ekologi dan biologi dari Yale University.
Biasanya, peta dibuat untuk memetakan lanskap-lanskap yang telah diketahui. Namun, di saat krisis, peta mengenai wilayah-wilayah yang tidak diketahui mungkin penting untuk menunjukkan sumber daya yang tersisa. Inilah pemikiran di balik upaya ilmiah baru untuk memetakan semua tempat di Bumi di mana spesies yang belum ditemukan kemungkinan besar masih hidup saat ini.
"Perkiraan konservatif menunjukkan hanya 13 hingga 18 persen dari semua spesies hidup, yang mungkin sudah diketahui pada saat ini, bahkan jumlah ini bisa lebih rendah hingga 1,5 persen," kata ahli ekologi dan biologi Mario Moura dan Walter Jetz dalam penjelasan di laporan studi baru mereka tersebut, seperti dikutip dari Science Alert.
Dalam studi ini, Mario Moura dan Walter Jetz membuat model ekstrapolasi mengenai lokasi-lokasi spesies vertebrata atau hewan bertulang belakang darat yang tidak diketahui kemungkinan besar ada saat ini. Model ekstrapolasi ini dibuat berdasarkan faktor biologis, lingkungan, dan sosiologis yang terkait dengan lebih dari 32.000 vertebrata darat yang sudah diketahui oleh para ahli biologi.
"Peluang untuk ditemukan dan dideskripsikan lebih awal tidak sama di antara spesies," kata Moura, yang saat menyusun peta kehidupan ini sedang bekerja sebagai rekan pascadoktoral di lab Jetz. Moura sekarang menjadi profesor di Federal University of Paraiba di Brasil.
Pendek kata, hewan-hewan besar dengan jangkauan geografis yang luas cenderung tidak memiliki banyak sepupu yang belum kita ketahui. Sebaliknya, hewan-hewan kecil yang mendiami celah-celah kecil atau hidup di lanskap yang sulit diakses kemungkinan besar memiliki kerabat vertebrata lainnya yang belum ditemukan dan pernah pernah dikategorikan dalam pohon kehidupan.
"Kita cenderung menemukan yang 'jelas' terlebih dahulu dan 'tidak jelas' kemudian," kata Moura. "Kami membutuhkan lebih banyak dana bagi ahli taksonomi untuk menemukan spesies yang belum ditemukan yang tersisa."
Menurut model para peneliti ini --yang diakui tim pasti tidak tepat, mengingat sifat perkiraannya-- amfibi dan reptil mungkin adalah hewan tak dikenal yang paling melimpah saat ini di antara vertebrata darat.
Brasil, Indonesia, Madagaskar, dan Kolombia diperkirakan memiliki paling banyak spesies vertebrata yang belum ditemukan. Keempat negara ini berpotensi mewakili seperempat dari semua penemuan di masa depan, dengan lingkungan hutan berdaun lebar dengan iklim lembab tropis mereka diperkirakan menyumbang sekitar setengah dari yang tidak diketahui ini.
Meskipun demikian, kita hanya akan dapat menemukan spesies-spesies itu di masa depan jika kita mempercepat pencarian kita. Dan bukan hanya menemukan vertebrata, kemungkinan besar kita juga bisa menemukan spesies invertebrata, tumbuhan, maupun hewan laut.
Banyak peneliti mengatakan kepunahan massal ke-6 sudah menimpa kita. Jadi kita tidak akan dapat membantu hewan-hewan ini jika mereka mati sebelum kita menemukannya.
"Setelah upaya berabad-abad oleh para penjelajah keanekaragaman hayati dan ahli taksonomi, katalog kehidupan masih memiliki terlalu banyak halaman kosong," tulis para penulis.
"Memperluas pendekatan yang disajikan ke taksa lain berpotensi mendukung prakarsa penelitian taksonomi yang membantu mempercepat penemuan sebelum spesies-spesies itu hilang dalam ketidaktahuan."
Model peta kehidupan yang dibuat secara interaktif oleh para peneliti itu bisa dilihat di sini. Adapun hasil studi terkait pembuatan peta kehidupan spesies-spesies yang belum ditemukan itu telah terbit di jurnal Nature Ecology & Evolution.
Post a Comment